TAIPE-(IDB) : Presiden Taiwan Ma Ying-jeou mengatakan, negara harus memperkuat pertahanannya terhadap spionase China. Pernyataan itu muncul setelah serangkaian skandal mata-mata yang menyebabkan hubungan kedua negara menjadi tegang. Kegiatan intelijen China terus berlangsung meskipun hubungan keduanya memanas.
Ma mengatakan, Taiwan perlu "secara aktif mencegah" setiap kebocoran rahasia ke China dan harus melakukan upaya kontra penyusupan. Pernyataan Ma itu dikeluarkan Biro Keamanan Nasional, Jumat (5/8/2011). Menurut Biro Keamanan Nasional, Ma mengeluarkan pernyataan sikapnya itu dalam pertemuan intelijen, Kamis. Tujuannya untuk mengatasi masalah keamanan yang dihasilkan dari meluasnya masalah lintas-selat.
Hubungan antara Taiwan dan China telah membaik sejak Ma berkuasa tiga tahun lalu, namun persoalan keamanan tetap rawan. Kedua pihak telah memata-matai satu sama lain sejak perpecahan mereka pada tahun 1949, akhir perang saudara.
Beijing masih menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya menunggu reunifikasi, jika perlu dengan kekerasan. Militer Taiwan awal tahun ini menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada seorang jenderal tentara dan petugas intelijen yang memata-matai untuk China.
Sang jenderal Taiwan terpancing "perangkap madu" mata-mata perempuan China yang mengumpulkan informasi untuk Beijing. Sementara perwira China dilaporkan telah membantu mengungkap jaringan beberapa mata-mata Taiwan di daratan.
Seorang pensiunan agen mata-mata Taiwan baru-baru ini memperingatkan, setidaknya 10 mata-mata China diyakini telah menyusup ke satuan keamanan pulau itu.
Sumber: Kompas